"Film ini diangkat dari cerita nyata dan bukan fiktif belaka. Ternyata dengan berbekal pada pendidikan hati hasilnya sekolah laskar pelangi itu bisa menjadi juara dalam hal adu otak yaitu dalam cerdas tangkas dan juga di dalam kompetisi seni. Jadi melalui nonton film Laskar Pelangi saya ingn mengajak semua masyarakat mari kita kembali pada ruh pendidikan yaitu pendidikan hati," katanya usai acara Pencanangan Semangat Nasionalisme Melalui Sistem Pembelajaran di Sekolah Seluruh Provinsi Jawa Tengah di Lapangan Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Kamis (16/10/2008).
Hadir pada acara Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Suyanto, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Sungkowo, dan para bupati dan walikota se Provinsi Jawa Tengah.
Mendiknas menyebutkan, pendidikan nasionalisme sebagai bagian dari pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan, program sekolah hijau yang berwawasan lingkungan, program Usaha Kesehatan Sekolah, program Kantin Kejujuran, dan ekstrakurikuler pendidikan Kepramukaan bisa diintegrasikan dalam satu paket dan diselenggarakan di semua sekolah untuk memastikan bahwa pendidikan itu ruhnya ada di pendidikan hati. "Pendidikan bagaimana supaya kita itu menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur. Pendidikan agama yang tidak menghasilkan akhlak mulia, budi pekerti luhur, dan kepribadian yang unggul itu adalah agama yang kosong," katanya.
Mendiknas meminta, selain mengajarkan pendidikan yang berbasis nasionalisme, hendaknya tidak meninggalkan khasanah budaya daerah. "Bahasa Jawa adalah bahasa yang unggul. Kekayaan budaya kita perlu kita lestarikan," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Bibit mengajak semua pihak untuk bersama - sama membangkitkan kembali semangat nasionalisme. Dia mencermati bahwa semangat nasiionalisme perlu dibangkitkan karena ada indikasi mulai melemah. "Saya berharap kepada Bapak Bupati dan Walikota untuk menyebarluaskan semangat ini. Dimulai dengan ditandai secara teknis di setiap SD, SMP, dan SMA menjelang proses balajar mulai pukul setengah tujuh dengan membunyikan lagu - lagu semangat kebangsaan kita. Ini adalah dalam tujuan saya melalui proses anak asuh, anak didik memilki rasa cinta tanah air, memiliki rasa cinta terhadap bendera Merah Putih, rasa cinta kita terhadap bangsa ini, dan terhadap ideologi Pancasila dan UUD 1945," katanya.***
Sumber: Pers Depdiknas