03 Juni 2010
Warga Menangkap Sanca Di Kandang Ayam
Musofir mengatakan: “Ular ini saya tangkap sekitar jam 1 malam, sedang memangsa ayam di kandang pak slamet”. Ujarnya.
Kejadian tersebut dibenarkan oleh warga lainnya. Warga juga mengatakan, beberapa hari terakhir ini sering kehilangan ayamnya.
“Rencananya, ular ini akan saya pelihara sebagai “ingon-ingon”dan di jadikan pajangan dirumah”. Imbuh Musofir sambil berkelakar.
Warga juga menuturkan kemungkinan ularnya tidak hanya satu, karena biasanya berpasangan. (rfq)
20 Maret 2009
Caleg Bagi-bagi Duit = Calon Koruptor
Menarik sekali, ketika saya melihat salah satu spanduk yang terpampang di beberapa sudut kabupaten magelang. Bukan kampanye Calon Legislatif (Caleg), bukan juga kampanye Partai Politik (Parpol). Namun spanduk tersebut bertuliskan “Caleg Bagi-bagi Duit = Calon Koruptor”. Spanduk yang di pasang oleh masyarakat/komunitas tersebut seolah-olah menegaskan kembali bahwa ketika musim Pemilihan Umum (Pemilu) seperti saat ini, banyak sekali uang yang di kucurkan dari masing-masing Caleg. Dan sudah menjadi rahasia umum bahwa untuk maju menjadi seorang caleg membutuhkan dana yang tidak sedikit entah itu digunakan untuk membuat atribut, mengurus administrasi ketika mendaftar, hingga yang dibagi-bagikan langsung kepada masyarakat.
Sangat masuk akal, jika masyarakat menganggap bahwa caleg yang membagi-bagikan uang nantinya akan berpotensi korupsi. Karena ketika sudah jadi, mereka bisa menggunakan kekuasaannya untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dan bisa mendapatkan uang yang sebanding bahkan lebih dari apa yang sudah di keluarkan pada saat kampanye. Disisi lain, menurut beberapa pengamat mengatakan bahwa mereka yang menjadi caleg terkesan hanya mencari pekerjaan bukan karena betul-betul akan memperjuangkan aspirasi rakyat.
Jika orientasi dari seorang calon wakil rakyat saja hanya memprioritaskan keuntungan pribadi, terus bagaimana dengan aspirasi rakyat yang seharusnya diperjuangkan?.
Jangan heran, dengan kondisi seperti sekarang ini lapangan pekerjaan susah sekali di dapatkan dan jumlah pengangguran yang dari tahun ke tahun tidak ada penurunan yang berarti, rupanya telah menarik sebagian kalangan mencoba peruntungannya untuk duduk di legislatif. Kendatipun ada caleg yang betul –betul memperjuangkan aspirasi Rakyat, mungkin hanya bisa dihitung dengan jari.
Kalau memang benar demikian yang terjadi, perubahan yang dinanti-nanti tidak akan pernah mendekati kenyataan. Sekarang ini, rakyat ternyata sudah semakin cerdas dan kritis. Terlebih lagi, beberapa anggota Dewan yang dulu juga dipilih langsung oleh Rakyat ternyata tidak lagi bisa diharapkan. Ada yang korupsi sampai perbuatan tidak senonoh lainnya yang sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang wakil Rakyat. Sungguh ironis memang, tapi memang begitulah yang terjadi. Saat ini para caleg seolah berlomba meraih simpati dari masyarakat dengan berbagai cara dan upaya yang dilakukan. Semua dilakukakan agar pada pemilihan suara nanti bisa mendapatkan suara sebanyak-banyaknya.
Memang, seharusnya kita harus menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah, akan tetapi jika kita lihat kenyataan yang terjadi dan dengan bukti-bukti yang riil pastilah semua orang akan mengaggap bahwa para Anggota Dewan cenderung seperti itu, meskipun mungkin tidak semua melakukan kesalahan. Sudah saatnya para calon wakil rakyat betul-betul harus memperjuangkan aspirasi dari Rakyat. Dan harus bekerja keras menunjukkan keseriusannya dalam memperjuangkan aspirasi Rakyat. Bukan malah hanya mengejar kekuasaan dan memanfaatkan kekuasaan demi menuruti kepentingan pribadi.(rofiq_skpfm)
19 Februari 2009
Internet Murah di Desa Sambak
MAGELANG. Internet memang sudah menjadi kebutuhan dan bukan lagi hanya sekedar
Berkat bantuan fasilitasi dari Combine Resourch Institution (CRI) beberapa bulan lalu, Radio SKP FM bisa terkoneksi internet. Keberadaan internet ini agar nantinya bisa dimanfaatkan untuk sharing informasi antar komunitas yang ada di seluruh
Selama ini untuk membayar tagihan internet per bulan kru Radio biasanya patungan, tapi setelah 1 bulan berjalan akhirnya kru radio punya inisitaif untuk mensosialisasikan keberadaan internet kepada masyarakat. Disamping agar masyarakat dapat menikmati akses internet yang murah tapi juga ada pemasukan untuk Radio.
Hanya dengan Rp.2000/jam masyarakat sudah bisa mengakses informasi-informasi yang diperlukan. Menurut Yuli salah seorang pelajar yang duduk di bangku kelas 3 di sebuah SMK swasta mengatakan : “Dengan adanya internet di SKP FM sangat membantu saya mencari bahan-bahan untuk tugas sekolah, disamping lebih dekat dari rumah juga sangat murah di bandingkan dengan di warnet”. Ungkapnya.
“Yang mau menggunakan tinggal datang saja ke studio, dijamin murah dan aksesnya lumayan cepat”. Tambah antok, salah satu pengurus Radio SKP FM di kesempatan yang lain.
Jadi semakin banyak yang menggunakan semakin ringan pula beban tagihan yang ditanggung tiap bulannya dan juga akan semakin banyak masyarakat yang mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan murah.
(rfq-skpfm)
02 Januari 2009
Anak IQ Tinggi Belum Tentu Sukses Bermasyarakat
Anak IQ tinggi belum tentu sukses bekerja atau bermasarakat, karena potensi manusia beragam dalam berbagai bidang dan intelegensia
Pernyataan ini disampaikan Guru Besar Pasca Sarjana UI dan UNJ, Prof Dr Conny R. Semiawan, dalam pidato ilmiah pada acara wisuda sarjana S-1 Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) IEC 2008 di Panti Prajurit, Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (3/12).
"Taraf intelegensia anak terbentuk dalam berbagai kondisi sosial, ekonomi, budaya serta alam biologis yang berbeda dan harus dipenui kebutuhannya agar pembinaan yang tejadi sesuai taraf perkembangannya, " kata Conny dalam pidato berjudul "Mengembangkan Potensi diri : Menemukan Genius Dalam Diri Anak" yang dibacakan putrinya Kutilang Semiawan.
Meski demikian, kata Conny, sifat dan pembawaan anak menyerap emosi dan seluruh citra kemanusiaan dari diri orang tuanya, terutama dari ibunya.
"Martabat manusia menuntut kemerdekaan dan kesamaan, dua ciri yang terkait satu dengan lainnya dan bermuara pada suasana demokratis di rumah dan di masyarakat pada umumnya," katanya.
Di hadapan 175 wisudawan yang mengikuti acara itu, ia menjelaskan bahwa pendidikan yang bermula dari rumah merupakan pengertian tentang arti tujuan hidup serta penemuan suatu cara hidup yang benar dan secara asasi sama bagi seluruh umat manusia, terutama bagi masyarakat
"Temuan cara hidup ini terkait dengan mendidik yang mengacu pada peluang untuk menemukan potensi kreatifnya," tutur Kutiliang, sarjana psikologi yang menyebutkan ibundanya sedang sakit sehingga ia mewakilinya.
Sebelumnya, Pembantu Ketua (Puket) I, J.S. Marsudi, M.Hum mewakili Ketua STIBA-IEC Prof. Dr. Asim Gunarwan mengatakan, sejak perguruan tinggi yang berakreditasi B itu berdiri pada 2001, belum ada lulusannya yang tidak bekerja, malah banyak yang mampu menciptakan lapangan kerja.
"Salah satu persaratan saringan kesarjanaan mereka, selain setelah menempuh jumlah kredit yang sudah ditetapkan, harus membuat tugas akhir berupa karya tulis dalam bahasa Inggris dan mempresentasikannya di depan dewan penguji," kata Marsudi. [ant/www.hidayatullah.com]
20 Desember 2008
Melatih Otak Dengan Beberapa Kali "Klik" Internet
Apa yang kami lihat adalah mereka yang melakukan kegiatan berinternet menggunakan lebih banyak otak mereka selama pencarian," Dr. Gary Small, seorang dokter ahli usia lanjut (geriatri) UCLA, menjelaskan dalam suatu wawancara telepon.
"Hal ini menunjukkan bahwa hanya dengan melakukan pencarian di internet dapat melatih otak—yang mungkin dapat menjaga agar otak kita tetap aktif dan sehat," lanjut Small, yang risetnya diterbitkan di American Journal of Geriatric Psychiatry.
Banyak penelitian telah menemukan bahwa aktivitas mental yang menantang seperti bermain puzzle dapat membantu menjaga fungsi otak, namun hanya sedikit yang melihat peranan yang mungkin dimainkan oleh internet.
"Ini adalah kali pertama seseorang mendapatkan simulasi untuk melakukan tugas pencarian di internet sambil men-scan otak mereka," kata Small.
Timnya mempelajari 24 sukarelawan normal berusia antara 55 sampai 76 tahun. Setengah dari mereka berpengalaman melakukan pencarian web di internet dan setengah lainnya tidak memiliki pengalaman web apapun. Jika tidak, dalam satu kelompok berisi sukarelawan dengan usia, jenis kelamin, dan pendidikan yang serupa.
Kedua kelompok diminta untuk melakukan pencarian di internet dan tugas membaca buku ketika aktivitas otak mereka mereka dimonitor.
"Kami menemukan bahwa de-ngan tugas membaca buku, visual cortex—bagian dari otak yang mengendalikan fungsi baca dan berbahasa—menjadi aktif," jelas Small.
"Dalam melakukan tugas pencarian di internet, ada aktivitas yang jauh lebih besar, namun hanya di dalam kelompok yang telah mengenal internet."
Dia mengatakan aktivitas tersebut terlihat pada mereka yang telah terbiasa menggunakan internet dapat melibatkan otak ke tingkat aktivitas yang lebih mendalam .
"Ada sesuatu dengan pencarian di internet di mana kita dapat mengukurnya pada tingkat yang kita anggap menantang," lanjut Small.
Aktivitas yang menjaga otak agar tetap terlibat dapat memelihara kesehatan otak dan kemampuan berpikir.Small menduga melakukan kegiatan pencarian di internet mungkin salah satu dari aktivitas tersebut.
"Hal itu menunjukkan pada kita bahwa kita mungkin dapat mengajarkan trik internet baru bagi mereka yang berusia lanjut," tutupnya. [era/reuters/www.hidayatullah.com]