Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

16 Januari 2011

"Kuliner Recomended" bagi pecinta Mie Ayam



Mie Ayam Kamandanu
Jl.Baturaden No.11 Purwokerto

Sekilas tampak seperti Mie Ayam Biasa, tapi rupanya ada yang berbeda. Karena penasaran, saya pun mencobanya beberapa minggu yang lalu. Pertama, ketika datang ke warung, nampak seperti bukan warung biasa tapi lebih seperti Restoran. Kedua, setelah mencoba Mie nya enak, daging ayam lebih banyak plus sambel kacang yang menggoyang lidah. Ketiga harga nya juga sangat terjangkau (Rp.6500)/porsi.

Bagi anda yang suka kuliner jenis ini nampaknya perlu mencoba.

07 Januari 2011

Otak Manusia Moderen Kian Menyusut, Kita Makin Bodoh?

Volume otak boleh besar tapi soal kinerja belum tentu efisien. Begitulah kira-kira kesimpulan sementara terkait perbandingan kecerdasan antara manusia purba dengan modern.

Sebelumnya kalangan ilmuwan terjebak silang pendapat mengenai efek penurunan volume otak yang dialami manusia modern ketika berevolusi dari manusia purba. Silang pendapat itu berawal ketika ditemukan fakta yang menyebutkan selama 20.000 tahun terakhir, rata-rata otak laki-laki manusia mengalami penurunan volume dari semula 1.500 sentimeter kubik menjadi 1.350 sentimeter kubik. Penurunan itu setara dengan satu bola tenis.

Kathleen McAuliffe dalam tulisannya di majalah Discover mengatakan kondisi serupa juga dialami kaum hawa dengan proporsi penurunan yang sama. Tulisan McAuliffe merujuk pada pendapat seorang Antropolog asal University of Wiconsin, John Hawks yang menyatakan penurunan volume otak tidak dibarengi dengan penurunan kecerdasan.

Pendapat itu juga senada dengan Palaentolog lain yang meyimpulkan kapasitas otak yang menurun menyebabkan kinerjanya kian efisien. Meski demikian, ada pula Palaentolog yang mengatakan manusia terus menjadi lebih bodoh karena telah mengalami masa evolusi yang panjang.

Silang pendapat ini diwarnai sejumlah teori yang berupaya menjelaskan penyusutan volume otak. Salah satu teori menyebutkan volume otak yang besar diperlukan manusia purba untuk bertahan hidup dalam lingkungan yang dingin dan banyak melakukan aktivitas di luar ruang. Teori lain bahkan menyebutkan tengkorak kepala yang besar memang didesain untuk menghadapi sumber makanan berupa kelinci, rusa, rubah dan kuda.

"Kepala tengkorak yang besar memudahkan manusia purba untuk makan," komentar ilmuwan pendukung teori ini seperti dikutip Dailymail, Senin (3/1). Sementara ahli lainnya mengatakan tingginya angka kematian ketika melahirkan disebabkan ukuran tengkorak yang terlalu besar. Oleh karena itu, angka kematian bayi segera menyusut seiring dengan penurunan proporsional dalam ukuran otak manusia modern.

Sebuah studi terbaru yang digagas ilmuwan kognitif dari University of Missouri, David Geary dan Drew Bailey, menelisik bagaimana ukuran tengkorak berubah sebagai konsekuensi adaptasi cikal bakal manusia modern dengan lingkungan sosialnya yang semakin kompleks antara 1.9million dan 10.000 lalu.

Sstudi tersebut menyebabkan, kepadatan populasi yang rendah mengakibatkan peningkatan ukuran tengkorak. Namun, ketika populasi yang semula jarang berubah menjadi padat, ukuran tengkorak pun menurun.

Keduanya sepakat sebagai manusia modern, otak tumbuh lebih kecil karena orang tidak harus menjadi cerdas untuk tetap hidup. Namun, Geary memperingatkan terhadap stereotip nenek moyang sebagai manusia yang lebih cerdas daripada manusia modern. "Secara praktis, nenek moyang kita tidak secerdas atau sekreatif masyarakat modern karena mereka tidak memiliki dukungan budaya," paparnya.

Geary menjelaskan perbaikan pola kehidupan dan munculnya spesifikasi ekonomi telah memungkinkan manusia-manusia cerdas untuk memfokuskan upaya mereka pada ilmu-ilmu, seni dan bidang lainnya. "Nenek moyang tidak memiliki infrastruktur yang kuat untuk mendukung mereka. Karena itu, mereka hanya berupaya keras dalam menjalani siklus kehidupannya," ujar Geary.

Di sisi lain, Hawks percaya penurunan ukuran otak manusia modern menunjukan peningkatan kecerdasan. Otak, paparnya, menggunakan 20 persen dari semua bahan bakar yang dikonsumsi. Oleh karena itu, otak yang lebih besar akan membutuhkan lebih banyak energi dan memakan waktu lebih lama untuk berkembang. Hawks mencatat bahwa ledakan populasi manusia antara 20.000 dan 10.000 tahun lalu menyebabkan mutasi--tak biasa namun menguntungkan--terjadi. Dia percaya hal itulah yang menyebabkan otak menjadi lebih ramping.

Secara terpisah, antropolog Richard Jantz dari University of Tennessee justru menemukan ukuran otak manusia modern semakin membesar. Fakta itu terungkap setelah dia mengukur dan membandingkan kranium warga Amerika keturunan Afrika dan Eropa dari zaman kolonial akhir abad ke-20. "Nyatanya otak kita berkembang lagi," tegasnya.
Sumber:www.republika.co.id

14 September 2010

Do’a Seorang Hamba Yang Daif

Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan dia akan menjadi teman menapaki hidup Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami Agar kemesraan itu abadi
Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini Ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan..Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku..Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku

Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit…Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya

Dan ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang….Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....

Ya Allah ya Tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu…Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui..Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini
Amin... Ya Rabbal 'Alamin

21 Agustus 2010

Perempuan Itu Bernama Enong

Seperti novel-novel sebelumnya, karya Andrea Hirata berisi tentang kisah-kisah yang inspiratif, sederahan dan menggelitik. Kisah perjuaangan hidup dan kegigihan seorang insan manusia yang dituangkan secara ringan tetapi mengandung makna yang begitu menyentuh. Dengan gaya penyampaian yang khas seolah menjadi ciri tersendiri bagi novelis kelahiran Belitung ini. Bagaimana cara menertawakan kepedihan, memarodikan tragedi tampaknya menjadi keahliannya. Andrea Hirata merupakan salah satu Novelis yang sukses.

Berbeda dengan karya sebelumnya Tetralogi Laskar Pelangi yang terpisah, Dwilogi Padang Bulan menyatu dalam sebuah buku dengan desain yang unik. Sekuel pertama di salah satu sisinya, kemudian sekuel kedua terbalik di sisi lainnya.

Novel Dwilogi Padang Bulan ini, menceritakan bagaimana kisah seorang perempuan kecil berusia 14 tahun bernama Enong. Enong adalah panggilan sayang yang di berikan untuk anak perempuan yang bernama asli Maryamah. Anak sulung yang terpaksa berhenti sekolah dan mengambil alih seluruh tanggung jawab keluarga, setelah ditinggal mati Ayahnya. Ia terpaksa meninggalkan Kegemarannya terhadap pelajaran bahasa Inggris dan mulai bekerja. Mendulang Timah, seperti kebanyakan laki-laki dewasa di Belitung. Enong lah yang kemudian menjadi perempuan pertama yang bekerja mendulang timah. Sacrifice, Honesty, Freedom, kata-kata bahasa inggris yang di dapatkannya waktu kelas 6 SD, seolah menjadi inspirasi dan sumber kekuatannya.

Jika kisah Enong syarat dengan pergolakan nasib dan keberanian dalam menjalani hidup. Disisi lain ada kisah lelaki yang berantakan karena tragedi cinta pertamanya, menjadi salah satu kelucuan tersendiri dalam alur ini. Tokoh-tokoh lain seperti Detektif M.Nur dan Grand Master Ninochka Stronovsky menambah alur menjadi sangat menggelitik.

Kemudian sekuel yang kedua Cinta di Dalam Gelas masih menceritakan Enong gadis kecil yang kini sudah dewasa. Dalam kisah ini di ceritakan bagaimana kebiasaan-kebiasaan unik orang melayu. Seperti bermain catur dan duduk-duduk di warung kopi selama berjam-jam. Namun lebih dari itu, ternyata disana tergali makna sosial kultural masyarakat melayu kampung yang sangat kental. Yang menarik adalah bagaimana perempuan bernama Maryamah menegakkan martabatnya diantara kultur dominasi laki-laki. Hanya karena perempuan, bermain catur pun menjadi perdebatan yang sengit antara tokoh masyarakat di kampung itu. Kisah perjuangan hidupnya yang tak pernah pantang menyerah menjadi Inti dari alur ini. Penderitaannya sejak kecil, nampaknya telah membentuk Maryamah menjadi pribadi yang kuat dan berhasil mengangkat martabatnya setinggi mungkin. Detektif M.Nur dan Grand Master Ninochka Stronovsky juga masih terlibat dalam sekuel kedua ini.

Secara umum, novel ini tergolong menarik dari tampilan cover maupaun isinya. Isu-isu seperti pendidikan dan realitas sosial masyarakat kelas bawah berlatar belakang kultur melayu, tampaknya menjadi sesuatu yang penting untuk terus di gali. Tidak berlebihan rasanya jika novel ini masuk dalam daftar buku yang layak di miliki sebagai koleksi pribadi dan dijadikan salah satu bacaan penting. Novel inspiratif seperti ini memang patut untuk di apresiasi. Salah satu kelebihan dari Novel Andrea Hirata ialah berhasil menuangkan sebuah Intrik sosial kedalam alur yang mengalir secara apik tanpa menghilangkan Inti dari pokok permasalahan. Sehingga novel ini terasa ringan tapi penuh makna tersirat di dalamnya. Karena cara penuturan dan pemilihan kosakata yang menarik itulah, novel ini bisa di baca oleh semua kalangan, baik anak-anak, remaja dan orang tua. Bahkan termasuk orang yang awam sekalipun.

Resensator: Mas fiq Muhammad


03 Juni 2010

Warga Menangkap Sanca Di Kandang Ayam

MAGELANG - Kamis (13/05/10) pagi sekitar pukul 06.00 wib, warga RT 12 RW 05 Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang digemparkan oleh penangkapan ular sanca. Ular yang mempunyai panjang sekitar 3 meter itu ditangkap pukul 01.00 dini hari. Ular tersebut ditangkap oleh Musofir (40), salah seorang warga.
Musofir mengatakan: “Ular ini saya tangkap sekitar jam 1 malam, sedang memangsa ayam di kandang pak slamet”. Ujarnya.
Kejadian tersebut dibenarkan oleh warga lainnya. Warga juga mengatakan, beberapa hari terakhir ini sering kehilangan ayamnya.
“Rencananya, ular ini akan saya pelihara sebagai “ingon-ingon”dan di jadikan pajangan dirumah”. Imbuh Musofir sambil berkelakar.
Warga juga menuturkan kemungkinan ularnya tidak hanya satu, karena biasanya berpasangan. (rfq)