Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

02 Januari 2009

Anak IQ Tinggi Belum Tentu Sukses Bermasyarakat

Anak IQ tinggi belum tentu sukses bekerja atau bermasarakat, karena potensi manusia beragam dalam berbagai bidang dan intelegensia


Pernyataan ini disampaikan Guru Besar Pasca Sarjana UI dan UNJ, Prof Dr Conny R. Semiawan, dalam pidato ilmiah pada acara wisuda sarjana S-1 Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) IEC 2008 di Panti Prajurit, Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (3/12).


"Taraf intelegensia anak terbentuk dalam berbagai kondisi sosial, ekonomi, budaya serta alam biologis yang berbeda dan harus dipenui kebutuhannya agar pembinaan yang tejadi sesuai taraf perkembangannya, " kata Conny dalam pidato berjudul "Mengembangkan Potensi diri : Menemukan Genius Dalam Diri Anak" yang dibacakan putrinya Kutilang Semiawan.

Meski demikian, kata Conny, sifat dan pembawaan anak menyerap emosi dan seluruh citra kemanusiaan dari diri orang tuanya, terutama dari ibunya.


"Martabat manusia menuntut kemerdekaan dan kesamaan, dua ciri yang terkait satu dengan lainnya dan bermuara pada suasana demokratis di rumah dan di masyarakat pada umumnya," katanya.

Di hadapan 175 wisudawan yang mengikuti acara itu, ia menjelaskan bahwa pendidikan yang bermula dari rumah merupakan pengertian tentang arti tujuan hidup serta penemuan suatu cara hidup yang benar dan secara asasi sama bagi seluruh umat manusia, terutama bagi masyarakat Indonesia yang menghadapi era reformasi.

"Temuan cara hidup ini terkait dengan mendidik yang mengacu pada peluang untuk menemukan potensi kreatifnya," tutur Kutiliang, sarjana psikologi yang menyebutkan ibundanya sedang sakit sehingga ia mewakilinya.


Sebelumnya, Pembantu Ketua (Puket) I, J.S. Marsudi, M.Hum mewakili Ketua STIBA-IEC Prof. Dr. Asim Gunarwan mengatakan, sejak perguruan tinggi yang berakreditasi B itu berdiri pada 2001, belum ada lulusannya yang tidak bekerja, malah banyak yang mampu menciptakan lapangan kerja.

"Salah satu persaratan saringan kesarjanaan mereka, selain setelah menempuh jumlah kredit yang sudah ditetapkan, harus membuat tugas akhir berupa karya tulis dalam bahasa Inggris dan mempresentasikannya di depan dewan penguji," kata Marsudi. [ant/www.hidayatullah.com]

20 Desember 2008

Melatih Otak Dengan Beberapa Kali "Klik" Internet

”Peneliti menemukan aktivitas mental yang menantang membantu fungsi otakdalam memanfaatkan internet. Tentu saja bukan situs-situs porno”

Para peneliti di University of California Los Angeles, mempelajari orang-orang yang melakukan pencarian situs sembari aktivitas otak mereka direkam dengan alat scan, magnetic resonance imaging (MRI).

Apa yang kami lihat adalah mereka yang melakukan kegiatan berinternet menggunakan lebih banyak otak mereka selama pencarian," Dr. Gary Small, seorang dokter ahli usia lanjut (geriatri) UCLA, menjelaskan dalam suatu wawancara telepon.
"Hal ini menunjukkan bahwa hanya dengan melakukan pencarian di internet dapat melatih otak—yang mungkin dapat menjaga agar otak kita tetap aktif dan sehat," lanjut Small, yang risetnya diterbitkan di American Journal of Geriatric Psychiatry.
Banyak penelitian telah menemukan bahwa aktivitas mental yang menantang seperti bermain puzzle dapat membantu menjaga fungsi otak, namun hanya sedikit yang melihat peranan yang mungkin dimainkan oleh internet.

"Ini adalah kali pertama seseorang mendapatkan simulasi untuk melakukan tugas pencarian di internet sambil men-scan otak mereka," kata Small.
Timnya mempelajari 24 sukarelawan normal berusia antara 55 sampai 76 tahun. Setengah dari mereka berpengalaman melakukan pencarian web di internet dan setengah lainnya tidak memiliki pengalaman web apapun. Jika tidak, dalam satu kelompok berisi sukarelawan dengan usia, jenis kelamin, dan pendidikan yang serupa.
Kedua kelompok diminta untuk melakukan pencarian di internet dan tugas membaca buku ketika aktivitas otak mereka mereka dimonitor.

"Kami menemukan bahwa de-ngan tugas membaca buku, visual cortex—bagian dari otak yang mengendalikan fungsi baca dan berbahasa—menjadi aktif," jelas Small.
"Dalam melakukan tugas pencarian di internet, ada aktivitas yang jauh lebih besar, namun hanya di dalam kelompok yang telah mengenal internet."
Dia mengatakan aktivitas tersebut terlihat pada mereka yang telah terbiasa menggunakan internet dapat melibatkan otak ke tingkat aktivitas yang lebih mendalam .
"Ada sesuatu dengan pencarian di internet di mana kita dapat mengukurnya pada tingkat yang kita anggap menantang," lanjut Small.

Aktivitas yang menjaga otak agar tetap terlibat dapat memelihara kesehatan otak dan kemampuan berpikir.Small menduga melakukan kegiatan pencarian di internet mungkin salah satu dari aktivitas tersebut.
"Hal itu menunjukkan pada kita bahwa kita mungkin dapat mengajarkan trik internet baru bagi mereka yang berusia lanjut," tutupnya. [era/reuters/www.hidayatullah.com]

17 November 2008

Di Cegat, Gara-gara Plat Nomor Kendaraan Mirip

Jum’at (14/11/08), ketika dalam perjalanan menuju ke magelang. Di jalan purworejo - magelang, ada peristiwa menggelikan sekaligus menjengkelkan. Tiba-tiba dikejar 4 orang mengendarai 2 sepeda motor Jupiter MX ber plat nomor AA 4397 NA dan Mio Soul AA 4876 QK. Keempat orang tersebut berpenampilan layaknya preman yang siap hajar. Ketika sampai di dekat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Salaman, mereka menghentikan saya di tengah jalan. Sebelumnya memang saya merasa di buntuti dan mereka sempat memberi kode agar saya berhenti. Tapi tidak ambil pusing saya langsung tancap gas kencang-kencang.


Setelah terjadi kejar-kejaran sebentar, akhirnya tersusul juga. Mereka menghentikan sepeda motor yang saya kendarai. Tanpa basa-basi mereka langsung bertanya sambil merampas kunci motor saya: “kenapa kok lari?”katanya. Dengan tanpa beban saya jawab:”terburu-buru kok mas”. Kemudian mereka bertanya lagi dengan tampang lebih garang: ”darimana kamu dapatkan motor ini?”. Saya jawab lagi:”ya beli mas”. Terus teman mereka yang satu lagi ikut bertanya, lebih garang dari sebelumnya:”kamu jangan macam-macam ya…!”. Saya yang waktu itu memang sendirian, merasa terancam dengan keempat orang tersebut. Tapi karena saya merasa tidak bersalah, kemudian balik bertanya pada mereka dengan nada yang agak tinggi pula:”Ada apa ini..! kalau bertanya itu secara baik-baik donk,jangan seperti itu. Tanya kok sambil maksa pake ngancam lagi..!”.


Sebenarnya saya sempat merasa sedikit takut juga. Jika dibandingkan tubuh saya yang biasa-biasa saja melawan mereka yang rata-rata bertubuh kekar dan dengan memasang tampang garang , jelas tidak seimbang. Sedangkan saya cuma sendiri. Tidak sampai disitu, mereka terus menginterogasi saya tentang asal-usul motor yang saya pakai, saya jawab apa adanya:”saya dulu beli dengan harga Rp.12.750.000” dan atas nama saya sendiri”. Tapi mereka tetap ngotot dan merampas Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang saya bawa. Dengan cara seperti itu, saya merasa tidak terima. Saya merasa terancam, dan kemudian dengan mempertimbangkan segala resiko yang nantinya akan terjadi saya memberanikan diri balik menggertak mereka. “Kalian jangan macam-macam ya…,seenaknya sendiri mencegat dan mengancam orang di jalan..!”


Kemudian salah seoarang diantara mereka menelfon seseorang dan memberikan keterangan tentang ciri-ciri serta plat nomor motor yang saya pakai. Ternyata mereka adalah preman bayaran dari sebuah perusahaan pembiayaan di magelang. Katanya, mereka sedang melakukan operasi pasar mencari motor yang menunggak cicilan pembayaran. Kontan saja saya semakin geram dengan perbuatan mereka. Para preman tersebut memburu Motor yang berplat Nomor AA 4819 FK, sedangkan sepeda motor saya berplat Nomor AA 4819 EK. Hampir mirip memang,tapi jelas sangat berbeda.


Peristiwa seperti itu memang tidak sekali ini saya alami. Sebelumnya juga pernah terjadi peristiwa serupa ditempat yang hampir sama pula. Dengan cara-cara layaknya preman, waktu itu juga saya pernah dicegat dua orang dengan mengendarai satu motor. Mereka juga menanyakan alamat serta asal-usul sepeda motor yang saya pakai. Saya yang waktu itu juga sendirian, sempat beradu mulut dengan kedua orang tersebut. Mungkin kemarin sepeda motor yang di buru belum di temukan, sehingga perusahaan pembiayaan menyewa preman lagi untuk memburunya.


Hal menggelikan sekaligus menjengkelkan menurut saya. Enam orang preman, dari satu perusahaan pembiayaan memburu sepeda motor yang sama. Lebih menggelikan lagi plat nomor kendaraan yang sedang mereka cari mirip dengan plat nomor kendaraan yang saya kendarai. Menjengkelkan, karena sudah jelas-jelas mereka salah tangkap tapi masih juga menebar ancaman.


Tapi yang jelas cara-cara premanisme seperti itu membuat masyarakat seperti saya resah dan merasa tidak aman di jalan. Hendaknya ini jadi pelajaran bagi kita, ternyata dilingkungan sekitar kita masih ada hal-hal yang seperti itu.

(rfq-skpfm)

20 Oktober 2008

Mendiknas Ajak Masyarakat Nonton Film Laskar Pelangi

Magelang, Kamis (16 Oktober 2008) -- Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo mengajak masyarakat luas untuk menonton film Laskar Pelangi. Menurut Mendiknas, film yang patut diteladani ini menunjukkan bagaimana guru dan siswa dapat menjadi satu tim, yang disebut sebagai laskar. Tim yang mengutamakan ruh pendidikan yaitu pendidikan akhlak mulia, budi pekerti luhur, dan kepribadian yang unggul.

"Film ini diangkat dari cerita nyata dan bukan fiktif belaka. Ternyata dengan berbekal pada pendidikan hati hasilnya sekolah laskar pelangi itu bisa menjadi juara dalam hal adu otak yaitu dalam cerdas tangkas dan juga di dalam kompetisi seni. Jadi melalui nonton film Laskar Pelangi saya ingn mengajak semua masyarakat mari kita kembali pada ruh pendidikan yaitu pendidikan hati," katanya usai acara Pencanangan Semangat Nasionalisme Melalui Sistem Pembelajaran di Sekolah Seluruh Provinsi Jawa Tengah di Lapangan Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Kamis (16/10/2008).

Hadir pada acara Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Suyanto, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Sungkowo, dan para bupati dan walikota se Provinsi Jawa Tengah.

Mendiknas menyebutkan, pendidikan nasionalisme sebagai bagian dari pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan, program sekolah hijau yang berwawasan lingkungan, program Usaha Kesehatan Sekolah, program Kantin Kejujuran, dan ekstrakurikuler pendidikan Kepramukaan bisa diintegrasikan dalam satu paket dan diselenggarakan di semua sekolah untuk memastikan bahwa pendidikan itu ruhnya ada di pendidikan hati. "Pendidikan bagaimana supaya kita itu menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur. Pendidikan agama yang tidak menghasilkan akhlak mulia, budi pekerti luhur, dan kepribadian yang unggul itu adalah agama yang kosong," katanya.

Mendiknas meminta, selain mengajarkan pendidikan yang berbasis nasionalisme, hendaknya tidak meninggalkan khasanah budaya daerah. "Bahasa Jawa adalah bahasa yang unggul. Kekayaan budaya kita perlu kita lestarikan," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Bibit mengajak semua pihak untuk bersama - sama membangkitkan kembali semangat nasionalisme. Dia mencermati bahwa semangat nasiionalisme perlu dibangkitkan karena ada indikasi mulai melemah. "Saya berharap kepada Bapak Bupati dan Walikota untuk menyebarluaskan semangat ini. Dimulai dengan ditandai secara teknis di setiap SD, SMP, dan SMA menjelang proses balajar mulai pukul setengah tujuh dengan membunyikan lagu - lagu semangat kebangsaan kita. Ini adalah dalam tujuan saya melalui proses anak asuh, anak didik memilki rasa cinta tanah air, memiliki rasa cinta terhadap bendera Merah Putih, rasa cinta kita terhadap bangsa ini, dan terhadap ideologi Pancasila dan UUD 1945," katanya.***


Sumber: Pers Depdiknas

14 Agustus 2008

SUDAH MENGUDARA LAGI

Bertepatan dengan momentum Hari Kemerdekaan RI, Radio Suara Kampung Pintar, akhirnya mengudara lagi. Setelah tiga bulan kru radio menggalang dana dari masyarakat, kru radio merakit satu unit pemancar 50 Watt. Sekarang, radio bisa mengudara meskipun masih ada masalah teknis di sana-sini.


Radio Suara Kampung Pintar berlokasi di Desa Sambak, Kajoran, Magelang. Sebagian besar pegiatnya masih dari kru lama sebelum radio berhenti siaran karena peralatannya rusak. Radio ini juga sempat didera masalah internal sehingga sulit bangkit kembali. Semua permasalahan tersebut tidak membuat kru radio patah arang. Mereka segera menghimpun ide dan kreativitas dari warga seraya memperbaiki peralatan. Komputer yang sekarang dipergunakan masih berstatus pinjaman dan siaran dilakukan tanpa mixer.

Mereka melakukan survei pendengar sekaligus sosialisasi keberadaan radio bagi warga. Hasil survei menunjukkan sebagian besar warga mendukung keberadaan radio karena dapat menyalurkan kegiatan yang positif dan bermanfaat.

Komunitas Kampung Pintar sendiri adalah lembaga yang dikelola sebagian warga sebagai wadah pembelajaran dan aktualisasi diri. Lembaga ini bertujuan untuk memberikan akses informasi pendidikan yang murah pada masyarakat, merangsang budaya baca-tulis di kalangan anak muda, dan mengembangkan potensi lokal. Karena sebagian besar kru radio adalah pegiat Komunitas Kampung Pintar maka dunia pendidikan diangkat sebagai materi wajib siaran.

Setelah radio mengudara kembali, Komunitas Kampung Pintar akan mendirikan perpustakaan dan internet. Mereka juga mengelola blog di http://www.skpfm.co.cc.
Semua dilakukan untuk mewujudkan cita-cita Desa Sambak sebagai kampung pintar.