03 November 2011
Belajar Kenali Lingkungan, Siswa di Ajari Berkebun
Sore itu pemandangan sedikit berbeda di lingkungan SMP Muhammadiyah Sambak. Biasanya siswa melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler sore antara lain pramuka, siaran radio, seni musik dan lain-lain. Namun, sore itu tak seperti biasanya. Siswa berangkat dari rumah dengan membawa peralatan layaknya orang berkebun seperti, cangkul, ember, sekop dan lain-lain. Bukan untuk mencangkul halaman sekolah, bukan pula kerja bhakti membersihkan rumput. Peralatan yang dibawa siswa adalah untuk kegiatan life skill berkebun menanam bibit terong, tomat dan cabai di polibag.
Dimulai dari menyiapkan media tanam, yakni tanah yang dicampur dengan pupuk kandang dan sedikit merang dari sisa penggilingan padi. Kemudian tanah yang sudah tercampur tersebut di masukkan ke dalam polibag berukuran sedang. Setelah itu, di biarkan 1-2 hari baru kemudian ditanami bibit yang di inginkan. Terlihat antusisme dari anak-anak dalam kegiatan ini, kendati tidak sedikit pula yang merasa jijik karena harus berkotor-kotor dengan pupuk kandang dan tanah.
“Senang sekali, karena kami bisa belajar bagaimana mengolah tanah menjadi media tanam yang baik. Meskipun harus kotor, tapi kegiatan ini menyenangkan. Dan yang lebih penting bermanfaat”. Ungkap Rosyid Nur Huda, salah seorang siswa kelas IX (Sembilan) SMP Muhammadiyah Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.
Kegiatan ini bertujuan agar siswa peduli dan mampu mengenali lingkungan dengan segala potensi yang ada. Disamping itu, juga mengajarkan siswa bagaimana mengelola lahan yang terbatas dipekarangan rumah menjadi lebih hijau dan bermanfaat. Peduli terhadap lingkungan bisa diwujudkan dengan berbagai hal. Salah satunya adalah memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada secara bertanggung jawab yakni berkebun menanam tanaman sayuran atau tanaman obat-obatan.
Muhammad Ainur Rofiq, salah satu Guru SMP Muhammadiyah Sambak menuturkan, selain mengenalkan pada lingkungan sekitar, kegiatan ini juga bertujuan belajar bersama-sama memanfaatkan potensi yang ada. Siswa juga dilibatkan dari awal, yakni dimulai dari pengolahan tanah atau media tanam sampai penanaman bibit. Setelah itu, di dampingi pula dalam proses merawat tanaman sampai berbuah dan siap dipanen. Siswa juga di bimbing tentang penghitungan modal, kebutuhan perawatan, hingga laba yang didapatkan.
“Secara teknis, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 10-12 siswa meliputi ketua, sekretaris dan bendahara. Kelompok-kelompok kecil inilah yang nanti merawat dan mengelola tanaman mereka masing-masing. Jika hal tersebut sudah berjalan, hasil tanaman yang dikelola oleh siswa kemudian bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Disamping untuk kebutuhan sendiri, tidak menutup kemungkinan kedepan nanti bisa dijual.” Kata Rofiq.
“Kami akan memulainya dengan menanam bibit terong ungu di polibag. Kenapa terong ungu yang kami pilih, karena tanaman ini disamping relatif mudah dalam perawatan juga sering dimanfaatkan sebagai sayuran sehari-hari. Jadi prospeknya cukup menjanjikan”. Tambah Muh. Sutanto, yang juga Guru di SMP Muhammadiyah Sambak.
Selama ini berkebun dianggap suatu hal yang sepele dan remeh, terlebih di lingkungan pedesaan. Berkebun dianggap sebagai sesuatu yang mudah. Padahal jika dipraktekkan, belum tentu semua bisa melakukan dengan baik dan benar dengan hasil sesuai yang diharapkan.
“Kalau siswa tidak dikenalkan dengan lingkungan sejak awal, nantinya akan asing terhadap lingkungan nya. Disamping mengenalkan pada lingkungan sekitar, berkebun juga akan mengajari siswa tentang keterampilan bagaimana proses merencanakan, merawat dan mengelola hasil.” Pungkas Sutanto.
Dimulai dari menyiapkan media tanam, yakni tanah yang dicampur dengan pupuk kandang dan sedikit merang dari sisa penggilingan padi. Kemudian tanah yang sudah tercampur tersebut di masukkan ke dalam polibag berukuran sedang. Setelah itu, di biarkan 1-2 hari baru kemudian ditanami bibit yang di inginkan. Terlihat antusisme dari anak-anak dalam kegiatan ini, kendati tidak sedikit pula yang merasa jijik karena harus berkotor-kotor dengan pupuk kandang dan tanah.
“Senang sekali, karena kami bisa belajar bagaimana mengolah tanah menjadi media tanam yang baik. Meskipun harus kotor, tapi kegiatan ini menyenangkan. Dan yang lebih penting bermanfaat”. Ungkap Rosyid Nur Huda, salah seorang siswa kelas IX (Sembilan) SMP Muhammadiyah Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.
Kegiatan ini bertujuan agar siswa peduli dan mampu mengenali lingkungan dengan segala potensi yang ada. Disamping itu, juga mengajarkan siswa bagaimana mengelola lahan yang terbatas dipekarangan rumah menjadi lebih hijau dan bermanfaat. Peduli terhadap lingkungan bisa diwujudkan dengan berbagai hal. Salah satunya adalah memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada secara bertanggung jawab yakni berkebun menanam tanaman sayuran atau tanaman obat-obatan.
Muhammad Ainur Rofiq, salah satu Guru SMP Muhammadiyah Sambak menuturkan, selain mengenalkan pada lingkungan sekitar, kegiatan ini juga bertujuan belajar bersama-sama memanfaatkan potensi yang ada. Siswa juga dilibatkan dari awal, yakni dimulai dari pengolahan tanah atau media tanam sampai penanaman bibit. Setelah itu, di dampingi pula dalam proses merawat tanaman sampai berbuah dan siap dipanen. Siswa juga di bimbing tentang penghitungan modal, kebutuhan perawatan, hingga laba yang didapatkan.
“Secara teknis, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 10-12 siswa meliputi ketua, sekretaris dan bendahara. Kelompok-kelompok kecil inilah yang nanti merawat dan mengelola tanaman mereka masing-masing. Jika hal tersebut sudah berjalan, hasil tanaman yang dikelola oleh siswa kemudian bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Disamping untuk kebutuhan sendiri, tidak menutup kemungkinan kedepan nanti bisa dijual.” Kata Rofiq.
“Kami akan memulainya dengan menanam bibit terong ungu di polibag. Kenapa terong ungu yang kami pilih, karena tanaman ini disamping relatif mudah dalam perawatan juga sering dimanfaatkan sebagai sayuran sehari-hari. Jadi prospeknya cukup menjanjikan”. Tambah Muh. Sutanto, yang juga Guru di SMP Muhammadiyah Sambak.
Selama ini berkebun dianggap suatu hal yang sepele dan remeh, terlebih di lingkungan pedesaan. Berkebun dianggap sebagai sesuatu yang mudah. Padahal jika dipraktekkan, belum tentu semua bisa melakukan dengan baik dan benar dengan hasil sesuai yang diharapkan.
“Kalau siswa tidak dikenalkan dengan lingkungan sejak awal, nantinya akan asing terhadap lingkungan nya. Disamping mengenalkan pada lingkungan sekitar, berkebun juga akan mengajari siswa tentang keterampilan bagaimana proses merencanakan, merawat dan mengelola hasil.” Pungkas Sutanto.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Setuju, kebanyakan generasi muda sekarang lebih suka bekerja yang enak, gak mengeluarkan tenaga banyak, bersih. Padahal dari berkebun sendiri hasilnya lebih menjanjikan jika dikelola dengan baik. Semoga dengan kegiatan diatas para genersi muda lebih peduli dengan lingkungan khususnya desa sambak yang mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani.
BalasHapusGilang Gek Mumet
Terima kasih sudah mau berkunjung kesini...:-)
BalasHapus