Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

17 November 2008

Di Cegat, Gara-gara Plat Nomor Kendaraan Mirip

Jum’at (14/11/08), ketika dalam perjalanan menuju ke magelang. Di jalan purworejo - magelang, ada peristiwa menggelikan sekaligus menjengkelkan. Tiba-tiba dikejar 4 orang mengendarai 2 sepeda motor Jupiter MX ber plat nomor AA 4397 NA dan Mio Soul AA 4876 QK. Keempat orang tersebut berpenampilan layaknya preman yang siap hajar. Ketika sampai di dekat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Salaman, mereka menghentikan saya di tengah jalan. Sebelumnya memang saya merasa di buntuti dan mereka sempat memberi kode agar saya berhenti. Tapi tidak ambil pusing saya langsung tancap gas kencang-kencang.


Setelah terjadi kejar-kejaran sebentar, akhirnya tersusul juga. Mereka menghentikan sepeda motor yang saya kendarai. Tanpa basa-basi mereka langsung bertanya sambil merampas kunci motor saya: “kenapa kok lari?”katanya. Dengan tanpa beban saya jawab:”terburu-buru kok mas”. Kemudian mereka bertanya lagi dengan tampang lebih garang: ”darimana kamu dapatkan motor ini?”. Saya jawab lagi:”ya beli mas”. Terus teman mereka yang satu lagi ikut bertanya, lebih garang dari sebelumnya:”kamu jangan macam-macam ya…!”. Saya yang waktu itu memang sendirian, merasa terancam dengan keempat orang tersebut. Tapi karena saya merasa tidak bersalah, kemudian balik bertanya pada mereka dengan nada yang agak tinggi pula:”Ada apa ini..! kalau bertanya itu secara baik-baik donk,jangan seperti itu. Tanya kok sambil maksa pake ngancam lagi..!”.


Sebenarnya saya sempat merasa sedikit takut juga. Jika dibandingkan tubuh saya yang biasa-biasa saja melawan mereka yang rata-rata bertubuh kekar dan dengan memasang tampang garang , jelas tidak seimbang. Sedangkan saya cuma sendiri. Tidak sampai disitu, mereka terus menginterogasi saya tentang asal-usul motor yang saya pakai, saya jawab apa adanya:”saya dulu beli dengan harga Rp.12.750.000” dan atas nama saya sendiri”. Tapi mereka tetap ngotot dan merampas Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang saya bawa. Dengan cara seperti itu, saya merasa tidak terima. Saya merasa terancam, dan kemudian dengan mempertimbangkan segala resiko yang nantinya akan terjadi saya memberanikan diri balik menggertak mereka. “Kalian jangan macam-macam ya…,seenaknya sendiri mencegat dan mengancam orang di jalan..!”


Kemudian salah seoarang diantara mereka menelfon seseorang dan memberikan keterangan tentang ciri-ciri serta plat nomor motor yang saya pakai. Ternyata mereka adalah preman bayaran dari sebuah perusahaan pembiayaan di magelang. Katanya, mereka sedang melakukan operasi pasar mencari motor yang menunggak cicilan pembayaran. Kontan saja saya semakin geram dengan perbuatan mereka. Para preman tersebut memburu Motor yang berplat Nomor AA 4819 FK, sedangkan sepeda motor saya berplat Nomor AA 4819 EK. Hampir mirip memang,tapi jelas sangat berbeda.


Peristiwa seperti itu memang tidak sekali ini saya alami. Sebelumnya juga pernah terjadi peristiwa serupa ditempat yang hampir sama pula. Dengan cara-cara layaknya preman, waktu itu juga saya pernah dicegat dua orang dengan mengendarai satu motor. Mereka juga menanyakan alamat serta asal-usul sepeda motor yang saya pakai. Saya yang waktu itu juga sendirian, sempat beradu mulut dengan kedua orang tersebut. Mungkin kemarin sepeda motor yang di buru belum di temukan, sehingga perusahaan pembiayaan menyewa preman lagi untuk memburunya.


Hal menggelikan sekaligus menjengkelkan menurut saya. Enam orang preman, dari satu perusahaan pembiayaan memburu sepeda motor yang sama. Lebih menggelikan lagi plat nomor kendaraan yang sedang mereka cari mirip dengan plat nomor kendaraan yang saya kendarai. Menjengkelkan, karena sudah jelas-jelas mereka salah tangkap tapi masih juga menebar ancaman.


Tapi yang jelas cara-cara premanisme seperti itu membuat masyarakat seperti saya resah dan merasa tidak aman di jalan. Hendaknya ini jadi pelajaran bagi kita, ternyata dilingkungan sekitar kita masih ada hal-hal yang seperti itu.

(rfq-skpfm)

20 Oktober 2008

Mendiknas Ajak Masyarakat Nonton Film Laskar Pelangi

Magelang, Kamis (16 Oktober 2008) -- Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo mengajak masyarakat luas untuk menonton film Laskar Pelangi. Menurut Mendiknas, film yang patut diteladani ini menunjukkan bagaimana guru dan siswa dapat menjadi satu tim, yang disebut sebagai laskar. Tim yang mengutamakan ruh pendidikan yaitu pendidikan akhlak mulia, budi pekerti luhur, dan kepribadian yang unggul.

"Film ini diangkat dari cerita nyata dan bukan fiktif belaka. Ternyata dengan berbekal pada pendidikan hati hasilnya sekolah laskar pelangi itu bisa menjadi juara dalam hal adu otak yaitu dalam cerdas tangkas dan juga di dalam kompetisi seni. Jadi melalui nonton film Laskar Pelangi saya ingn mengajak semua masyarakat mari kita kembali pada ruh pendidikan yaitu pendidikan hati," katanya usai acara Pencanangan Semangat Nasionalisme Melalui Sistem Pembelajaran di Sekolah Seluruh Provinsi Jawa Tengah di Lapangan Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Kamis (16/10/2008).

Hadir pada acara Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Suyanto, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Sungkowo, dan para bupati dan walikota se Provinsi Jawa Tengah.

Mendiknas menyebutkan, pendidikan nasionalisme sebagai bagian dari pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan, program sekolah hijau yang berwawasan lingkungan, program Usaha Kesehatan Sekolah, program Kantin Kejujuran, dan ekstrakurikuler pendidikan Kepramukaan bisa diintegrasikan dalam satu paket dan diselenggarakan di semua sekolah untuk memastikan bahwa pendidikan itu ruhnya ada di pendidikan hati. "Pendidikan bagaimana supaya kita itu menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur. Pendidikan agama yang tidak menghasilkan akhlak mulia, budi pekerti luhur, dan kepribadian yang unggul itu adalah agama yang kosong," katanya.

Mendiknas meminta, selain mengajarkan pendidikan yang berbasis nasionalisme, hendaknya tidak meninggalkan khasanah budaya daerah. "Bahasa Jawa adalah bahasa yang unggul. Kekayaan budaya kita perlu kita lestarikan," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Bibit mengajak semua pihak untuk bersama - sama membangkitkan kembali semangat nasionalisme. Dia mencermati bahwa semangat nasiionalisme perlu dibangkitkan karena ada indikasi mulai melemah. "Saya berharap kepada Bapak Bupati dan Walikota untuk menyebarluaskan semangat ini. Dimulai dengan ditandai secara teknis di setiap SD, SMP, dan SMA menjelang proses balajar mulai pukul setengah tujuh dengan membunyikan lagu - lagu semangat kebangsaan kita. Ini adalah dalam tujuan saya melalui proses anak asuh, anak didik memilki rasa cinta tanah air, memiliki rasa cinta terhadap bendera Merah Putih, rasa cinta kita terhadap bangsa ini, dan terhadap ideologi Pancasila dan UUD 1945," katanya.***


Sumber: Pers Depdiknas

14 Agustus 2008

SUDAH MENGUDARA LAGI

Bertepatan dengan momentum Hari Kemerdekaan RI, Radio Suara Kampung Pintar, akhirnya mengudara lagi. Setelah tiga bulan kru radio menggalang dana dari masyarakat, kru radio merakit satu unit pemancar 50 Watt. Sekarang, radio bisa mengudara meskipun masih ada masalah teknis di sana-sini.


Radio Suara Kampung Pintar berlokasi di Desa Sambak, Kajoran, Magelang. Sebagian besar pegiatnya masih dari kru lama sebelum radio berhenti siaran karena peralatannya rusak. Radio ini juga sempat didera masalah internal sehingga sulit bangkit kembali. Semua permasalahan tersebut tidak membuat kru radio patah arang. Mereka segera menghimpun ide dan kreativitas dari warga seraya memperbaiki peralatan. Komputer yang sekarang dipergunakan masih berstatus pinjaman dan siaran dilakukan tanpa mixer.

Mereka melakukan survei pendengar sekaligus sosialisasi keberadaan radio bagi warga. Hasil survei menunjukkan sebagian besar warga mendukung keberadaan radio karena dapat menyalurkan kegiatan yang positif dan bermanfaat.

Komunitas Kampung Pintar sendiri adalah lembaga yang dikelola sebagian warga sebagai wadah pembelajaran dan aktualisasi diri. Lembaga ini bertujuan untuk memberikan akses informasi pendidikan yang murah pada masyarakat, merangsang budaya baca-tulis di kalangan anak muda, dan mengembangkan potensi lokal. Karena sebagian besar kru radio adalah pegiat Komunitas Kampung Pintar maka dunia pendidikan diangkat sebagai materi wajib siaran.

Setelah radio mengudara kembali, Komunitas Kampung Pintar akan mendirikan perpustakaan dan internet. Mereka juga mengelola blog di http://www.skpfm.co.cc.
Semua dilakukan untuk mewujudkan cita-cita Desa Sambak sebagai kampung pintar.

21 Juni 2008

Namanya.."KOMUNITAS KAMPUNG PINTAR"...

Berawal dari ngobrol-ngobrol tentang keberadaan radio komunitas yang sudah pernah berdiri tetapi seakan-akan mati suri dan merasa prihatin dengan hal tersebut.Pada akhirnya menelurkan gagasan-gagasan dan ide-ide yang sama tentang pendirian wadah baru yang lebih Independen dan akrab dengan masyarakat.Disamping hal tersebut dilatar belakangi keprihatinan didalam dunia pendidikan yang semakin lama ternyata malah mejauh dari esensi pendidikan itu sendiri yang semakin mahal dan tidak terjangkau oleh orang yang kurang mampu.

Sekelompok anak muda yang didalamnya ada Amron,Rofiq,Antok,As’ad,Ari,dll kemudian perlahan namun pasti merintis sebuah Komunitas kampung pintar yakni sebuah wadah pembelajaran yang sekaligus sebagai sarana aktualisasi diri dan bertujuan untuk memberikan akses informasi yang murah pada masyarakat,merangsang budaya baca-tulis dikalangan anak muda,dan mengembangkan potensi lokal.

Didalam komunitas kampung pintar kedepan rencananya ada perpustakaan,internet,Radio Komunitas dan Sanggar belajar.Akan tetapi kami akan memprioritaskan radio komunitas terlebih dulu sebagai langkah awal pendirian kampung pintar tersebut.

Bermodal komitmen dan niat yang tulus,kami pun langsung bergerak sekaligus sosialisasi dan penggalangan dukungan,kami sudah mendatangi Kepala Desa beserta perangkat desa,BPD,Lembaga pendidikan dan tokoh masyarakat.Dan sesuai dengan yang kami harapkan mereka sangat mendukung,karena mereka juga menganggap sebenarnya diDesa Sambak banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan baik itu dari sumber daya Alam maupun sumber daya manusianya terutama anak-anak muda akan tetapi memang belum ada wadah yang tepat untuk hal tersebut.

Sedikit demi sedikit dana awal mulai terkumpul dari swadaya masyarakat yang dengan sukarela menyumbang seikhlasnya.Berapapun nilai nya akan sangat berarti bagi kami dan tentunnya kami butuh dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan hal tersebut.

Bagi semua pihak yang sempat berkunjung ke blog ini dan bermaksud mendukung baik secara moril maupun materiil bisa contact ke 085643213194(Rovic),085643863157(Amron).

26 Mei 2008

"Catatan Realitas…(Orang Miskin dinegeri Kaya)"


‘Lek aku ki ge rep nikahke anakku barang je…malah bensin saiki wis mundak meneh…yo gelem ra gelem kabeh rego-rego melu mundak to,mugakno calon bojone anakku ki adoh je,boyolali….njuk kepiye nek ngene iki,nek wong sugih mono ora patek ngrasakke,nek koyo aku ngene iki lak ming tambah sengsoro to……gaweane ming buruh macul…”(berdasarkan ungkapan dari sumber langsung)

Itulah salah satu ungkapan seorang buruh tani yang tinggal disebuah pedesaan di kabupaten magelang jawa tengah,dia memang kesehariannya sangat sederhana,bukan lantaran gaya hidupnya yang sederhana akan tetapi memang orang tersebut serba pas-pasan.
Mungkin ungkapan tersebut merupakan contoh yang paling nyata akibat kenaikan harga BBM yang baru saja diumumkan oleh pemerintah.Meskipun pemerintah berdalih dengan alasan apapun yang jelas dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat lebih-lebih masyarakat yang tergolong kurang mampu yang berada diperkotaan maupun dipedesaan.
Walaupun penolakan muncul dimana-mana menentang kebijakan menaikkan harga BBM oleh mahasiswa dan element masyarakat lain,seolah-olah hanya dianggap angin lalu oleh pemerintah dan tetap menaikkan harga BBM.Alih-alih ada kompensasi dari kenaikan harga BBM tersebut yakni melalui BLT (Bantuan Langsung Tunai),akan tetapi yang terjadi dilapangan malah membuat konflik sosial baru dimasyarakat.
Seharusnya dengan kenaikan harga minyak dunia Indonesia akan diuntungkan,karena jelas indonesia mempunyai sumber daya Alam dan mineral yang melimpah.tapi apa yang terjadi?sangat…sangat ironis..!!.
Sebenarnya masih banyak solusi yang ditawarkan oleh beberapa praktisi dan pengamat tentang pengelolaan sumber Daya Alam yang ada diindonesia,salah satunya menasionalisasikan aset-aset strategis negara dari tangan asing.

Sebuah potret ketimpangan sosial yang entah sampai kapan akan berakhir…